81% Siswa SD Alami Peningkatan Literasi Dasar Lewat Aktivitas Menulis Tangan di Atas Kertas

Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada 20 Oktober 2025, Presiden RI Prabowo Subianto menyoroti menurunnya kebiasaan menulis tangan di kalangan siswa. Ia meminta Kemendikdasmen mengembalikan pelajaran menulis tangan di sekolah serta mendorong Kementerian Keuangan menyediakan buku tulis gratis bagi siswa, setelah melihat banyak anak menulis terlalu kecil karena menghemat kertas. Presiden menegaskan bahwa pelajaran menulis merupakan masalah mendasar yang perlu ditinjau kembali penerapannya, karena menjadi sarana bagi anak untuk berpikir kritis dan berimajinasi.

Sejalan dengan meningkatnya perhatian terhadap pentingnya aktivitas menulis tangan di dunia pendidikan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya bersama SiDU (Sinar Dunia) dan Majalah Cahaya Inspirasi Anak (CIA) berkolaborasi melakukan penelitian mengenai pengaruh menulis di atas kertas terhadap kemampuan literasi dasar siswa sekolah dasar.

Penelitian berjudul “Pengaruh Aktivitas Menulis di atas Kertas terhadap Kemampuan Literasi Peserta Didik Sekolah Dasar” ini melibatkan 2.293 siswa kelas 4 dan 5 SD di Jakarta dan sekitarnya. Hasil riset menunjukkan 81 persen peserta mengalami peningkatan signifikan dalam kemampuan literasi setelah mengikuti kegiatan menulis tangan menggunakan modul Akademi Ayo Menulis SiDU. Peneliti menemukan bahwa menulis tangan tidak hanya melibatkan aktivitas motorik, tetapi juga merupakan proses kognitif yang penting dalam membantu anak memahami bacaan, memperkuat daya ingat, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif.

Ketua Tim Peneliti Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Dr. Murniati Agustian, M.Pd., menekankan bahwa praktik menulis tangan seharusnya menjadi bagian integral dari pembelajaran dasar. Ia menjelaskan bahwa para guru, orang tua, dan pembuat kebijakan perlu memberikan ruang yang cukup bagi kegiatan menulis tangan di sekolah. Di tengah pembelajaran yang semakin berorientasi pada teknologi digital, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refleksi agar kemajuan teknologi tidak menghapus keterampilan dasar yang membentuk daya pikir, konsentrasi, dan kreativitas anak.

Kolaborasi riset ini menjadi contoh nyata sinergi antara dunia akademik dan industri dalam memperkuat budaya literasi nasional. SiDU (Sinar Dunia), sebagai merek buku tulis dari APP Group, turut berperan aktif bukan hanya sebagai penyedia produk pendidikan, tetapi juga sebagai mitra strategis yang konsisten mendukung pengembangan literasi anak-anak Indonesia.

Head of Marketing Domestic Business Unit Stationery APP Group, Arif Darmawan, mengatakan bahwa SiDU meyakini kegiatan menulis tangan bukan sekadar membentuk keterampilan motorik, melainkan juga melatih kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan penguasaan bahasa. Ia menambahkan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi komitmen bersama sekolah dan pemangku kebijakan untuk mengembalikan semangat menulis tangan di dunia pendidikan.

Riset yang telah dimulai sejak 2024 ini merupakan bagian dari program Ayo Menulis bersama SiDU, yang telah berjalan sejak 2017. Program tersebut menghadirkan berbagai kegiatan seperti pelatihan dan lomba menulis bagi siswa, serta penyediaan modul bagi guru untuk mendukung kegiatan menulis di atas kertas secara berkelanjutan.

Dari sisi pemerintah, hasil penelitian ini mendapat apresiasi positif. Ketua Sub Tim Kerja Pembelajaran Direktorat Sekolah Dasar Kemendikdasmen, Muhammad Noor Ginanjar Jaelani, S.Pd., menyebutkan bahwa pihaknya menyambut baik inisiatif riset kolaboratif ini. Ia menilai keterampilan menulis tangan tetap menjadi fondasi utama dalam proses belajar karena tidak hanya melatih koordinasi motorik halus, tetapi juga memperkuat daya ingat, konsentrasi, dan kemampuan berpikir kritis anak.

Senada dengan itu, Kepala Sub Koordinator Kurikulum dan Penilaian Bidang SD Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Dr. Astin Julaikhan, M.Pd., menegaskan dukungannya terhadap penelitian ini. Ia menjelaskan bahwa Dinas Pendidikan telah mengeluarkan surat edaran mengenai pembentukan karakter dan peningkatan literasi. Menurutnya, literasi bukan hanya soal membaca, tetapi juga menulis, terutama menulis tangan, yang kini bisa menjadi rujukan pembiasaan literasi di sekolah-sekolah.

Majalah Cahaya Inspirasi Anak (CIA) sebagai mitra media dalam penelitian ini juga memperkuat aspek komunikasi publik yang ramah anak. Melalui konten inspiratif yang mudah dipahami, majalah ini turut menyebarluaskan pesan literasi agar semangat menulis tangan dapat tumbuh dari budaya membaca.Peluncuran hasil penelitian dan gelar wicara yang digelar hari ini menjadi momentum penting bagi dunia pendidikan Indonesia untuk kembali merefleksikan makna literasi di era digital. Menulis tangan di atas kertas bukan sekadar aktivitas tradisional yang tergantikan teknologi, melainkan praktik pembelajaran reflektif yang memperkuat hubungan antara pikiran, emosi, dan tindakan.(war)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *